Kamis, 01 Januari 2009

Eskhatologi 3

III. PERKEMBANGAN HIDUP KEKAL
Perkara terakhir yang pertama adalah: perkembangan hidup kekal dalam sejarah manusia, maksudnya: Yesus Kristus telah membawa hidup kekal ke dalam sejarah manusia. Sifat perkembangan hidup kekal itu berbeda sekali dengan sifat-sifat hidup lainnya yang ada dalam sejarah manusia. Hidup biasa dalam sejarah manusia selalu dibatasi oleh ruang dan waktu sedangkan hidup kekal terlepas dari ikatan ruang dan waktu. Namun demikian, hidup kekal di dalam Yesus Kristus telah membatasi ruang gerak yaitu ketika Ia memasuki perkembangan sejarah manusia. Hidup kekal itu tidak terikat dan dibatasi atau dikuasai oleh sejarah manusia. Ada tiga tahap perkembangan hidup kekal dalam sejarah manusia:
Kedatangan Hidup kekal di dalam Yesus Kristus.
Betapa indahnya titik penanaman benih hidup kekal dalam sejarah manusia. Kata Firman Tuhan dalam Galatia 4:4-5a “Tetapi setelah genap waktunya maka Allah mengutus AnakNya yang lahir dari seorang perempuan… untuk menebus mereka.” Dan dalam Yohanes 1:14 dikatakan “Firman itu telah menjadi manusia dan tinggal diantara kita…” Kedatangan Hidup Kekal menunjukkan bahwa “waktunya sudah genap”. Kerajaan Allah sudah dekat kata Yesus: “Barangsiapa makan dagingKu dan minum darahKu, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman(Yohanes 6:54). Kata Petrus kepada Yesus: PerkataanMu adalah perkataan hidup yang kekal (Yohanes 6:68).
Perkembangan hidup kekal adalah perjalanan sejarah menuju sasaran Tuhan karena hidup kekal di dalam Yesus Kristus telah datang, hidup orang Kristen diarahkan secara lurus atau ‘langsung’ kepada sasaran Allah yang tertentu. Kenyataan itu berlaku dalam perkembangan seluruh sejarah manusia. Menurut pandangan Alkitab tidak ada satu langkah pun perkembangan hidup kekal dalam sejarah yang dapat “diulangi”. Begitu pula pola, rencana, dan tujuan perkembangan hidup kekal dalam sejarah manusia tidak akan menyimpang, mundur, putar balik, atau berhenti. Perjalanan hidup kekal itu terus-menerus dan secara langsung ‘menuju sasaran’ Allah yang tertentu. Di dalam Efesus 1:9-10 dikatakan, “Sebab Ia telah menyatakan rahasia kehendakNya kepada kita, sesuai dengan rencana kerelaanNya, yaitu rencana kerelaan yang sejak semula telah ditetapkanNya di dalam Kristus sebagai persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan di dalam Kristus sebagai kepala segala sesuatu, baik di Surga maupun yang di bumi.
Perkembangan hidup kekal adalah penyempurnaan pola penggenapan rencana, dan pencapaian tujuan Allah. Secara global pola, rencana, dan tujuan Allah telah sampai pada sasarannya jika seluruh sejarah manusia berakhir. Namun secara pribadi, ketika setiap orang meninggal dunia. Bagaimanakah wujud pola, rencana, dan tujuan Allah pada saat itu? Menurut Perjanjian Baru:
Pola hidup kekal akan disempurnakan oleh Yesus Kristus dalam Kerajaan Allah yang kekal dan nyata.
Rencana hidup kekal akan digenapi dalam tubuh Kristus yang nyata.
Tujuan hidup kekal akan dicapai dalam persekutuan dengan Allah yang erat dan nyata.
Di dunia ini orang Kristen dibatasi oleh ruang dan waktu. Tetapi melalui hidup kekal yang Tuhan telah beri, orang Kristen tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu. Asal-usul sifat hidup kekal yang ada pada diri seorang Kristen adalah sifat hidup Tuhan Allah sendiri yang tidak berubah di luar sejarah manusia. Ruang dan waktu adalah keadaan hidup dalam sejarah manusia di dunia ini. Akan tetapi, Kristus tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Kata Kristus… sebelum Abraham jadi, Aku telah ada (Yohanes 5:58) dan Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir, dan Yang hidup. Aku telah mati namun lihatlah, Aku hidup sampai selama-lamanya (Wahyu 1:17-18a). Jadi boleh dikatakan bahwa hidup kekal yang kita alami di dalam sejarah, telah menempatkan diri kita “di luar sejarah”. Karena sifat kekal adalah bukan sifat asli sejarah melainkan sifat yang dibawa ke dalamnya oleh Kristus (Efesus 2:6). Dengan kata lain, hidup kekal telah benar-benar menjadikan kita sebagai warga kerajaan Surga. Pola hidup kekal dalam kerajaan surga di dalam sejarah manusia selalu terbatas dengan ruang, waktu, dan belum nyata. Pada titik akhir hidup dan sejarah manusia, keadaan itu barulah akan berubah secara total dan pola hidup kekal akan disempurnakan oleh Yesus Kristus dalam Kerajaan Allah yang kekal dan nyata (1 Korintus 15:24). Pada tahap ini, rencana hidup kekal akan digenapi oleh tubuh Kristus. Rencana hidup kekal ialah untuk mempersatukan segala sesuatu di dalam Kristus sebagai kepala baik di surga maupun di bumi (Efesus 1:10). Jemaat adalah tubuhNya, yaitu kepenuhan Dia yang memenuhi semua dan segala sesuatu (Efesus 1:23). Selama sejarah manusia, jemaat Kristus belum diwujudkan sesuai dengan rencana. Baru pada saat hidup kita berakhir, rencana Allah itu akan digenapi dalam tubuh Kristus yang nyata. Jadi pada tahap ini tujuan hidup kekal akan dicapai dalam wujud persekutuan dengan Allah yang erat dan nyata. Ada lima hal yang dapat diperoleh dalam persekutuan yang sempurna dengan Allah yaitu:
Hidup manusia telah mendapatkan makna dan isi yang sejati.
Dalam persekutuan tersebut manusia benar-benar dapat mengenal Allah.
Manusia dapat mengenal kasih yang sejati. Karena Kerajaan Allah adalah Kerajaan Anak yang dikasihi (Kolose 1:13). Disitu iman dan harapan diganti dengan memandang muka dengan muka dan yang tinggal adalah kasih yang sejati (1 Korintus 13:12,13). Kasih itu adalah kasih yang sempurna antara Allah dengan manusia, manusia dengan sesamanya.
Hidup dalam Kerajaan Allah berarti memuji dan memuliakan nama Allah, baik dengan pikiran, perasaan, keinginan, kata-kata dan perbuatan dari seluruh aspek kehidupan manusia.
Pada akhirnya hidup dalam kerajaan Allah adalah hidup dalam kebahagiaan sejati dan kekal. Itulah keselamatan yang utuh dan lengkap.
Di dalam Wahyu 21:3 dikatakan: “Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umatNya dan Ia akan menjadi Allah mereka.” Perjalanan hidup kekal orang Kristen dengan Allah sungguh indah dan erat, meskipun tidak terlihat. Akan tetapi, pada akhir hidup sejarah manusia nanti, persekutuan kita dengan Allah akan menjadi lebih erat dan nyata.

Eskhatologi 2

II. DEFINISI (PENGERTIAN) DARI ESKHATOLOGI
Eskhatologi dari bahasa Yunani ἔσχατος, Eschatos yang berarti “terakhir” dan –logi yang berarti “studi tentang” adalah bagian dari theology dan filsafat yang berkaitan dengan peristiwa-peristiwa terakhir dalam sejarah dunia, atau nasib akhir dari seluruh umat manusia, yang biasanya dirujuk sebagai akhir dunia. Dalam mistisisme ungkapan ini merujuk secara metaforis kepada akhir dari realitas biasa dan kesatuan kembali dengan Yang Ilahi, dalam banyak agama tradisional konsep ini diajarkan sebagai kejadian sesungguhnya di masa depan yang dinubuatkan dalam kitab suci atau cerita rakyat. Dalam pengertian yang lebih luas, eskhatologi dapat mencakup konsep-konsep terakhir seperti misalnya Mesias atau Zaman Mesianik, akhir zaman, dan hari-hari terakhir.
Kata Yunani αἰών (aeon), yang berarti “abad” (konotasi “zaman”), dapat diterjemahkan sebagai “akhir suatu masa (atau periode sejarah).” Dan bukan “akhir dunia”. Pembedaan waktu ini juga mempunyai signifikasi teologis; sementara akhir zaman dalam tradisi-tradisi mistis berkaitan dengan kelepasan dari penjara realitas “yang ada”, sebagian agama percaya dan mengkuatirkannya sebagai penghancuran harafiah dari planet kita (atau semua makhluk hidup yang ada), sementara umat manusia bertahan dalam suatu bentuk yang baru, sehingga mengakhiri “zaman” keberadaan yang sekarang. Misalnya, menurut kenyakinan Ibrani Kuno, kehidupan berlangsung dalam garis linear (dan bukan siklis); dunia dimulai dengan Allah dan terus-menerus menuju kepada tujuan penciptaan yang telah ditetapkan Allah.

Eskhatologi 1

I. PENDAHULUAN
Setiap sistem teologi memiliki eskatologinya sendiri. Bila ada permulaan pasti pula ada akhirnya. Eskhatologi adalah pelajaran yang mempelajari perkara-perkara akhir. Perkara-perkara terakhir adalah karya-karya penghakiman dan penyelamatan yang dilakukan oleh Allah dalam kerajaanNya di dunia ini untuk menyempurnakan pola, menggenapi rencana dan mencapai tujuanNya bagi setiap ciptaanNya. Sejak semula Tuhan terus membimbing segala sesuatu menurut pola rencana dan tujuan yang tertentu sekalipun terus diselewengkan dan dilawan oleh kejahatan, kuasa iblis dan keputusan-keputusan manusia yang bersifat dosa. Dalam sejarah manusia di dunia ini nyatalah bahwa pola, rencana dan tujuan Allah bagi ciptaanNya belum sempurna, genap atau tercapai. Melalui perkara-perkara terakhir ini Tuhan akan menyempurnakan pola, menggenapi rencana dan mencapai tujuanNya bagi setiap ciptaanNya.
Kepercayaan Kristen mengenai perkara-perkara terakhir berlainan sekali dengan agma-agama lain. Menurut kepercayaan Kristen, Allah telah mulai menyatakan perkara-perkara terakhir dalam sejarah manusia. Titik permulaan perkara-perkara terakhir adalah kedatangan Kerajaan Allah dalam Yesus Kristus. Pola Allah mulai disempurnakan, rencana Allah mulai digenapi dan tujuan Allah mulai dicapai bagi ciptaanNya dalam pribadi dan pelayanan Yesus. Mujizat-mujizat yang dilakukan Tuhan Yesus dalam Kerajaan Allah di dunia ini menyatakan berakhirnya zaman yang lama dan dimulainya zaman yang baru. Karya-karya Yesus dalam perjuanganNya untuk meruntuhkan kuasa iblis dan kejahatan menunjukkan sifat-sifat perkara terakhir. Menurut Perjanjian Baru, Yesus telah menjatuhkan hukuman atas dosa dan kejahatan bagi setiap ciptaanNya. Bahkan hidup kekal telah disediakan bagi manusia oleh Yesus Kristus. Akan tetapi sampai pada saat ini perkara-perkara terakhir yang dilakukan Allah dalam kerajaanNya di dunia ini belum berakhir. Dalam Perjanjian Baru (Matius 24:1-36; Lukas 21:5-36), titik penyelesaian perkara-perkara terakhir tidak dapat kita ketahui. Kita hanya diberitahu bahwa zaman ini tentu akan berakhir di tandai dengan kedatangan Yesus kembali ke dunia. Keadaan yang berlaku bagi semua perkara itu tersimpul dalam sebuah ungkapan sudah mulai, terus berlangsung, dan akan genap. Kita tidak diberitahu berapa lamanya zaman yang terakhir ini berlangsung. Kita hanya nyakin bahwa semua perkara terakhir yang sudah dimulai Tuhan Yesus akan digenapi sesuai dengan rencanaNya. Jadi perkara-perkara terakhir menyangkut perjalanan hidup manusia maupun sejarah manusia secara historis (sejarah manusia) merupakan perkara-perkara terakhir yang akan digenapi dan berakhir pada saatnya.